BAHAGIA HANYA BISA DIRASAKAN OLEH MEREKA YANG MENEMUKAN KUNCINYA
Bahagia adalah satu kata yang mungkin paling diinginkan oleh setiap manusia. Dan definisi tentangnya sangatlah berfariasi, tergantung pendapat masing-masing individu di dalam mengartikannya.
Tak jarang orang
beransumsi bahwa bahagia adalah jika memiliki harta melimpah, mobil mewah,
rumah megah, jabatan tinggi ataupun semua kenikmatan duniawi lainya. Namun,
bahagia tidak selalu tentang seberapa banyak harta yang kamu miliki, bukan
tentang seberapa tinggi jabatan yang kau duduki, bukan tentang seberapa mewah
rumah yang kau huni dan lain sebagainya. Karena semua itu tidaklah menjamin
suatu kebahagiaan bagi seseorang.
Sering kita jumpai
di luar sana banyak orang kaya yang masih saja bersedih, takut, khawatir dan
tidak tenang akibat memikirkan hartanya. Orang berjabatan tinggi yang merasa
terbebani dengan tanggung jawab yang ia emban dan masih banyak lagi hal yang mungkin bertolak belakang dengan ekspetasi kita. Karna,
sesuatu yang sering kita pandang enak dan menyenangkan bukan berarti dapat
membuat kita bahagia. Sebab, kebahagiaan hanya bisa di rasakan oleh mereka yang
mengetahui kunci dari kebahagiaan itu sendiri. Dan apakah kau tau kunci sebuah
kebahagiaan? Kunci kebahagiaan adalah MA’RIFATULLAH.
MA’RIFATULLAH yaitu mengenal Allah SWT. Imam Al-Ghazali mengatakan
’’Ketahuilah bahwa
kebahagiaan tiap-tiap sesuatu itu bila kita merasakan kenikmatan, kesenangan,
dan kelezatannya.’’
Maka, kebahagiaan
itu ialah menurut perasaan masing-masing. Jadi, kenikmatan mata adalah melihat
sesuatu yang indah. Kenikmatan telinga
adalah mendengarkan sesuatu yang merdu. Begitu pula kenikmatan setiap anggota
badan yang lain. Dan adapun kenikmatan hati ialah MA’RIFATULLAH. Karna hati dijadikan
tak lain adalah untuk mengingat Allah SWT (Dzikrullah)
Dengan mengenal
Allah maka kita akan dapat ridho dengan segala keputusannya dan senantiasa
berusaha menyelaraskan hidup kita dengan segala macam peraturan Allah yang diturunkan melalui utusannya.
Dengan meridhoi
segala keputusannya maka insyaallah kita akan selalu dapat bersyukur atas
apapun yang Allah berikan untuk kita. Baik yang kita sukai, maupun yang tidak
kita sukai. Karna kita menyadari bahwa segala yang Allah berikan untuk kita
itulah yang terbaik bagi kita. Dengan begitu kita akan dapat merasa bahagia
selalu.
Jadi, jangan hanya
karna bahagia kita bersyukur. Namun, bersyukurlah maka kamu akan merasakan
kebahagiaan yang haqiqi. Dengan bersyukur semua akan terasa nikmat. Dengan
bersyukur semua beban hidup yang berat akan terasa ringan. Karna kita tau bahwa
Allah selalu ada untuk kita dan Ia selalu memberikan yang terbaik bagi kita. Dengan
bersyukur pula ujian hidup yang dianggap besar akan menjadi kecil. Karna kita
tau bahwa Allah Maha Penolong, dan Ia tak akan menguji hamba-hamba-Nya melebihi
batas kemampuannya.
Lalu, bagaimana
cara kita bersyukur? Bersyukur dapat kita lakukan dengan berbagai macam cara.
Bisa dengan lisan ataupun perbuatan. Yang pertama, bersyukur dengan lisan, yaitu
mengucapkan hamdalah "ALHAMDULILLAHIRABBIL’ALAMIIN". Yang kedua, bersyukur
dengan perbuatan yaitu bertakwa kepada-Nya dengan beribadah, melakukan segala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya berlandaskan rasa syukur. Oleh
karena itu, niatilah belajarmu, sekolahmu, bekerjamu dan segala sesuatu yang
kau lakukan sebagai bentuk rasa syukurmu atas karunia yang Allah berikan kepadamu.
Betapa banyak
nikmat yang telah Allah berikan untuk
kita. Bahkan sampai kita tak dapat menghitungnya. Allah berfirman dalam Kitab
Suci Al-Qur’an
و ان تعد نعمة الله لا تحصوها ان الله غفور
الراحيم
yang artinya
“ dan jika kamu
menghitung-hitung nikmat Allah niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.”
Lalu, mengapa kita
masih saja suka mengeluh dan susah bersyukur atasnya?
سل ضميرك!
“Tanyalah
hati nuranimu sendiri!”
Allah SWT. Berfirman
“ jika engkau mensyukuri nikmat-Ku, maka akan Aku tambah nikmat-Ku. Namun, jika
engkau mengingkari, sesungguhnya azab-Ku amatlah pedih”(QS. Ibrahim:7)
Oleh karena itu,
BERSYUKURLAH! Maka engkau akan bahagia.
Jangan lupa
bersyukur hari ini!
Artikel ini dimuat dalam majalah ASSALAM edisi ke-7 (2020)