Mewujudkan Indonesia Yang Satu di Tengah Keberagaman
Indonesia adalah negara majmuk yang
terdiri dari berbagai suku, budaya, adat istiadat, ras, dan agama. Perbedaan
adalah salah satu faktor timbulnya suatu konflik jika perbedaan ini tidak
disikapi dengan baik. Namun, jika masyarakat Indonesia dapat menanggapi
perbedaan ini dengan baik, perbedaan tak akan menjadi sebuah penghalang untuk
terciptanya kehidupan sosial yang harmonis, bahkan bisa menjadi sumber kekayaan
dan kekuatan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk
menjaga keutuhan dan kerukunan bangsa Indonesia di tengah keberagaman yang ada.
Dalam konteks keagamaan, bahkan terdapat enam agama agama di negara Indonesia, antara lain; Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Agama bagi pemeluknya merupakan hal mendasar yang berkontribusi pada lahirnya pandangan, kebutuhan, tanggapan dan motivasi dalam hidup (Kafid, 2015). Dengan adanya berbagai perbedaan yang mungkin terjadi, tentu saja kita memerlukan sebuah sikap toleransi serta saling menghargai untuk menjaga keharmonisan bernegara.
Landasan
Pemersatu Bangsa Dalam Keragaman
Dalam mempertahankan keutuhan Idonesia di tengan perbedaan-perbedaan yang ada, Indonesia telah miliki dua landasan yang apabila semua masyarakat melaksanakannya, akan tercipta indonesia yang utuh. Landasan tersebut adalah semboyan bangsa dan dasar negara. Semboyan bangsa Indonesia adalah "Bhineka Tunggal Ika" dan dasar negara Indonesia adalah pancasila.
Semboyan "Bhineka Tunggal Ika" berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Dalam berbangsa kita memanglah memiliki banyak perbedaan. Namun, kita adalah satu, bangsa Indonesia. Bhineka Tunggal Ika sendiri dipilih sebagai semboyan bangsa Indonesia, karena kesesuannya dengan keadaan masyarakata Indonesia yang pluralis yang dinamakan dengan Indonesia moaic society. Seperti halnya lukisan mozaik yang beraneka warna. Ia akan nampak indah jika kepingan-kepingan berwarna tersusun dengan baik.
Dan dalam pancasila sendiri, landasan persatuannya sendiri adalah pada sila ke tiganya yang berbunyi "Persatuan Indonesia". Sama halnya dengan Bhineka Tunggal Ika, sila ini juga mengakui bahwasannya indonesia adalah negara majmuk namun harus bersatu untuk mewujudkan Indonesia yang damai.
Sealain itu, dalam pengamalan sila pertama pancasila, yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" kita juga akan menemukan sebuah kunci atau landasan terciptanya keutuhan Indonesia dalam ranah keagamaan. Dalam pengamalannya sendiri, selain kita harus memiliki keyakinan terhadap Tuhan, kita juga harus menghormati dan toleransi terhadap agama lain, karena sikap saling menghargai dan toleransi adalah sikap utama yang harus kita miliki untuk menciptakan kerukunan.
Pentingnya
Sikap Saling Merhagai dan Toleransi Antar Umat Beragama
Agama sejatinya adalah tuntutan bagi
setiap pemeluknya untuk mencapai suatu kebajikan. Setiap agama tentu saja
memiliki ajaran dan tujuan yang baik, dan menghindari sesuatu yang buruk
menurut keyakinan masing-masing. Namun, karena terlalu fanatik dan kurang
memahami konsep toleransi, menjadikan para pemeluk agama menganggap hanyalah
agamanya yang paling benar dan menyalahkan lainnya. Oleh karena itu, toleransi
antar umat beragama sangat perlu untuk diperkuat kembali, terutama dalam sendi
sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Toleransi sendiri berarti sebuah
sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada pada masyarakat.
Dengan demikian, toleransi beragama dapat kita artikan sebagai suatu sikap
saling menghargai dan menggormati antar umat beragama dalam menjalanakan kepercayan
masing-masing pemeluknya.
Dalam Islam, toleransi disebut
dengan tasamuh. Di dalam konsep ini, terdapat beberapa niali kebajikan, antara
lain; kebijaksanaan, kasih, keadilan, serta kemaslahatan universal. Nilai-nilai
ini pun telah dicontohkan langsung oleh nabi Muhammad saw. Sewaktu di Madinah,
Beliau tak hanya melindung orang muslim dari musuh. Namun, beliau juga
melindungi warga non muslim yang berada di sana, sehingga terciptalah Piagam
Madinah.
Telah disebutkan bahwasannya,
toleransi beragama adalahsikap saling menghargai dan menghargai berbedaan yang
ada dalam konteks keagamaan. Namun, ada catatan penting yang perlu digaris
bawahi dalam hal ini. Dalam tolerasi, kita memang harus menghargai dan
menghormati keyakinan agama lain, namun bukan berarti kita harus membenarkankan
apalagi mengiku ajaran dan keyakinan
agama lain.
Dalam Islam sendiri, toleransi
tidaklah dibenarkan jika penerapannya pada ranah teoligis atau ketuhanan dan
peribadatan dan hanya dapat diterapkan pada ranah sosialis. Hal ini, karena
peribadatan tentunya harus dilaksanakan sesuai tatacara peribadatan dan tempat
ibadah masing-masing agama atau kepercayaan. Sebab, jika peribadatan dicapur
adukkan dengan agama lain, hal ini akan merusak esensi suatu keyakinan.
Gagasan- gagasan tentang toleransi
dalam bidang teologis sebenarnya sudah pernah terjadi pada zaman rosulullah,
yaitu berupa agasan-gagasan untuk beribadah bersama bahkan pertukaran
peribadatan oleh kaum jahiliyah. Gagasan ini pun ditolak langsung oleh Al-Qu'an
melalui surat Al-Kafirun.
Maka dari itu, sangat perlu adanya
pemahaman lebih terhadap konsep toleransi beragama itu sendiri, terutama pada
kaum milenial, mengingat pengaruh global yang sangat deras dapat dengan mudah
masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan dan terkecuali dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, dan dapat mengancam toleransi antar umat beragama.
Perwujudan
atau pengamalan sikap toleransi beragama
Keutuhan dan kesatuan antar umat
beragama tentu tak dapat terwuud jika kita hanya mengetahui konsep-konsep toleransi
bergama saja, namun perlu adanya suatu perwujudan dari pengetahuan tersebut
atau pengamalan toleransi beragama itu sendiri. Contoh pengamalan dari sikap
toleransi beragama adalah:
·
Menghargai dan
menghormati kepercayaan dan keyakinan orang lain serta memberikan kesempatan
dan tidak menghalangi mereka untuk menjalankan kepercayaan mereka.
·
Tidak mengolok-olok,
menjelek-jelekkan bahkan menghina agama atau kepercayaan lain.
·
Tidak mencampur
adukkan peribadatan serta akidah dari kepercayaan kita dengan kepercayaan orang
lain dengan dalih toleransi
·
Membantu dan
menolong orang lain tanpa memandang latar belakang agama yang mereka anut.
·
Dan lain sebagainya.
Jika kita mampu memahami dan menerapkan
hal-hal yang telah disebutkan diatas, tentulah akan dapat tercipta keutuhan dan
persatuan, sehingga terwujudlah kedamaian, kerukunan, serta kekuatan untuk
bangkit bersama.
kesimpulan
Negara Indonesia adalah negara
majmuk yang terdiri dari berbagai suku, adat, budaya, ras dan agama. Oleh
karena itu sangat diperlukannya toleransi (saling menghargai dan menghormati
perbedaan yang ada) untuk dapat mewujudkan Indonesia yang utuh dan bersatu.
Landasan kesatuan Indonesia sendiri terdapat dalam semboyan "Bhineka
Tunggal Ika" dan nilai-nilai pancasila, yang mana keduanya mengakui
banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia, namun dalam perbedaan tersebut kita
tetaplah satu, Indonesia. Jika semua hal tersebut dapat dipahami dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, tentulah akan dapat tercipta keutuhan dan
persatuan, sehingga terwujudlah kedamaian, kerukunan, serta kekuatan untuk
bangkit bersama.
Daftar Pustaka:
·
Gina Lestari, Lestari,
“Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia di Tengah Kehidupan
Sara,” Program Studi Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada, Jurnal
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 28, Nomor 1 (Februari 2015), h.
36
·
https://www.academia.edu/38156358/Jurnal_Pancasila_dan_Persatuan_Indonesia_docx
·
http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/muasharah/article/view/3263