Semua Adalah Kenikmatan
إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra'd: 11)
Satu ayat mungkin dapat menghasilkan berbagai macam penafsiran dari berbagai sudut pandang. Begitu pun dengan ayat tersebut. Tak jarang orang menafsirkan ayat ini dan mencontohkan dengan suatu hal yang nampak, yang salah satunya berkaitan dengan nasib. Contoh saja; orang yang bodoh jika ia tekun belajar, maka ia akan pandai. Orang miskin yang senantiasa berusaha mencari nafkah maka ia akan kaya, dan lain-lain
Apakah semua benar demikian? Allahu a'lam. Namun, tak jarang juga masih banyak orang yang telah berusaha keras untuk menggapai sesuatu yang ia inginkan, tapi tak jua mendapatkannya. Masih ada saja orang yang gagal dalam usahanya. Pada akhirnya, penentu dari setiap hasil usaha kita adalah Ia, Sang Maha Kuasa. Dan tugas kita sebagai hamba, hanyalah berusaha sebaik mungkin, sesuai kemampuan kita. Setiap orang yang berusaha memang memiliki dua kemungkinan yang akan didapatkan, sebuah keberhasilan atau sebuah kegagalan. Namun, orang yang tidk mau berjuang dan berusaha, pastilah tak akan berhasil. Dan jika memang ada yang berhasil, mungkin hanyalah sebagian kecilnya saja, atau sangat jarang.
Ayat Al-Qur'an merupakan sebuah kepastian. Jika ayat tersebut diartikan bahwa perubahan suatu nasib menjadi nasib yang lebih baik di tangan seseorang, tentu tidak akan ada orang gagal dari usahanya. Namu, nyatanya tidak demikian. Selain itu, keyakinan bahwa semua kesuksesan dikembalikan kepada pribadi seseorang _baru Allah mengikutinya_ merupakan bagian dari doktrin Mu’tazilah. Dalam paham ini (Mu'tazilah), perilaku hamba menentukan segalanya.
Pendapat orang memang beda-beda. Dan bisa jadi, memang semua adalah suatu kebenaran, hanya saja cara pandang kita yang berbeda.
Sesuai judul opinion yang saya sajikan, "Semua Adalah Kenikmatan" saya akan mengaitkannya dengan salah satu ayat Al-Qur'an yang kita bahas kali ini. Yaitu; surat Ar-Ra'd: 11 dengan uraian sebagai berikut:
Kenikmatan, kebahagiaan, kesedihan, kehampaan, kegalauan, dan lain sebagainya adalah hal yang sangat lazim kita jumpai dalam hidup kita. Bahkan, mungkin kita bertemu dengannya setiap hari. Entah itu pada diri kita sendiri atau pun orang lain di sekitar kita, atau bahkan di media sosial yang kita gunakan setiap hari. Hal-hal tersebut adalah sesuatu yang biasa kita jumpai di dunia yang fana ini. Ada yang enak, ada juga yang tidak enak. Tapi, kawan. Sebenarnya, kita dapat merubah semua itu menjadi sebuah kenikmatan. Tak ada kesedihan, tak ada kegalauan, tak ada musibah atau semua hal yang mungkin tak kita sukai lainnya. Namun, yang ada hanyalah sebuah kenikmatan.
"apakah bisa, hal tersebut terjadi?" "apakah bisa kita melakukannya?" atau berbagai pertanyaan serupa, mungkin akan sering kita jumpai jikalau kita membahas perihal ini. Mengapa tidak. Karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, jika Allah telah menghendakinya terjadi.
Seperti yang telah termaktub dalam surat Ar-Ra'd ayat 11 tadi, bahwa Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Hal ini juga dapat kita kaitkan dengan keadaan yang kita alami dalam kehidupan ini seperti yang telah disebutkan tadi. Jadi, untuk menikmati semua yang ada di dunia ini, kita hanya perlu satu modal. Apa itu? Yaitu Ma'rifatullah (mengenal Allah swt.) yang mana dapat menghantarkan kita kepada pemahaman tentang bagaimana hakikat hidup yang sesungguhnya; tujuan hidup kita, tuntunan bagaimana kita menjalani hidup kita, dan berbagai macam tuntunan tuntunan hidup lainnya.
Dengan mengenal Allah, maka kita akan dapat ridho dengan segala keputusannya dan senantiasa berusaha menyelaraskan hidup kita dengan segala macam peraturan Allah yang di turunkan melalui utusannya.
Dengan meridhoi segala keputusannya, maka insyaallah kita akan selalu dapat bersyukur atas apa pun yang Allah berikan untuk kita. Baik yang kita sukai, maupun yang tidak kita sukai. Karna kita menyadari, bahwa segala yang Allah berikan untuk kita itulah yang terbaik bagi kita. Dengan begitu. kita akan dapat merasakan bahagia dalam setiap detik hidup yang kita lalui.
Dengan menyadari hal tersebut, maka kita akan mendapati bahwa semua ketetapan Allah adalah sebuah karunia, sebuah kenikmatan dan tak ada yang namanya kesengsaraan. Hal tersebut patutlah kita syukuri. Karena, rasa syukur adalah salah satu bukti keridloan kita terhadap setiap ketetapan yang telah Allah berikan terhadap kita.
Ingat, jangan hanya karna bahagia kita bersyukur. Namun, bersyukurlah maka kita akan merasakan kebahagiaan yang haqiqi. Dengan bersyukur semua akan terasa nikmat. Dengan bersyukur semua beban hidup yang berat akan terasa ringan. Karna kita tau bahwa Allah selalu ada untuk kita dan Ia selalu memberikan yang terbaik bagi kita. Dengan bersyukur pula ujian hidup yang di anggap besar akan menjadi kecil. Karna kita tau bahwa Allah Maha Penolong, dan Ia tak akan menguji hamba-hamba-Nya melebihi batas kemampuannya.
Lalu, bagaimana cara kita bersyukur? Bersyukur dapat kita lakukan dengan berbagai macam cara. Bisa dgn lisan ataupun perbuatan. Yang pertama, bersyukur dengan lisan, yaitu mengucapkan hamdalah ‘’ALHAMDULILLAHIRABBIL’ALAMIIN’’. Yang kedua, bersyukur dengan perbuatan yaitu bertakwa kepada-Nya dengan beribadah, melakukan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya berlandaskan rasa syukur. Oleh karena itu, niatilah belajarmu, sekolahmu, bekerjamu, dan segala sesuatu yang kau lakukan sebagai bentuk rasa syukurmu atas karunia yang Allah berikan.
Betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan untuk kita. Bahkan sampai kita tak dapat menghitungnya. Allah berfirman dalam Kitab Suci Al-Qur’an
و ان تعد نعمة الله لا تحصوها ان الله غفور الراحيم
yang artinya “ dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.”
Lalu, mengapa kita masih saja suka mengeluh dan susah bersyukur atasnya?
سل ضميرك!
“Tanyalah hati nuranimu sendiri!”
Allah SWT. Berfirman “ jika engkau mensyukuri nikmat-Ku, maka akan Aku tambah nikmat-Ku. Namun, jika engkau mengingkari, sesungguhnya azab-Ku amatlah pedih”(QS. Ibrahim:7)
Dan untuk dapat melakukan dan mengamalkan hal ini, tentunya kita juga memerlukan sebuah proses. Oleh karena itu, mulailah semua perubahan kepada kebaikan mulai dari sekarang juga! Dan awali semua dengan basmallah!
Allahu A'lam