Beratnya Beban Hidup Generasi Sandwich, Latarbelangkang serta Cara Memutus Rantai Generasi Sandwich
Generasi sandwich. Istilah ini telah diperkenalkan sejak
tahun 1981 oleh Dorothy A. Miller. Generasi sendiri dalam KBBI memiliki makna;
sekalian orang yang kira-kira sama waktu hidupnya, angkatan atau turunan. Dan
sandwich adalah nama dari sebuah makanan yang bisa disebut roti lapis, roti
jepit atau roti apit oleh masyarakat Indonesia.
Kemudian, siapa sih generasi sandwich itu? Generasi sandwich
sendiri merupakan generasi orang dewasa atau orang yang berusia produktif yang
harus menanggung hidup tiga generasi, yaitu; orang tuanya, dirinya sendiri
serta keluarganya.
Keadaan seperti inilah yang kemudian dianalogikan seperti sandwich,
di mana sepotong daging, sayur, saus, mayones dan bahan isian lainnya diapit
oleh dua potong roti. Roti bagian atas diibaratkan sebagai generasi sebelumnya
atau generasi orangtuanya, roti bagian bawah diibaratkan sebagai generasi
selanjutnya atau keluarga dan anak keturunannya yang masih bergantung
kepadanya, dan isian sandwich tersebut adalah dirinya sendiri.
Generasi ini tak jarang mengeluhkan tentang beban kehidupan yang
mereka pikul, terlebih lagi pada persoalan finansial. Hal yang sering terjadi
adalah, generasi ini merasa sudah bekerja sangat keras, namun gaji yang ia
terima dirasa hilang begitu saja untuk membantu kebutuhan finansial 3 generasi
yang ia pikul.
Fenomena generasi sandwich ini sering terjadi pada orang
dewasa yang meniliki rentan usia kurang lebih 30 sampai 50 tahun, atau bisa
disebut usia produktif.
Dalam fenomena ini, orang yang masih produktif tersebut tentunya
menanggung kehidupan orang tuanya yang sudah tidak dapat produktif lagi dan
juga tidak mandiri serta menanggung anak anaknya yang belum mampu mandiri,
bahkan hingga cucunya baik secara fisik, emosi maupun finansial secara
bersamaan.
Faktor
yang Melatarbelakangi Terjadinya Generasi Sandwich
Dalam terjadinya hal semacam ini, tentu ada banyak faktor yang
melatarbelakanginya. Namun, faktor umum yang merupakan sebab paling sering
dijumpai adalah karena kegagalan finanlsial orang tua. Orang tua yang tidak
memiliki perencanaan finansial yang baik untuk masa tuanya, memiliki potensi
besar untuk menjadikan anaknya sebagai generasi sandwich berikutnya. Kemudian
biasanya anak tersebut juga akan mengikuti jejak orang tuanya (sebagai orang
tua yang tidak mandiri di masa tuanya) dan akhirnya berlanjut begitu
seterusnya.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya hal ini adalah
banyak orang dewasa yang memutuskan untuk memiliki anak lebih lama, dan mungkin
di saat orang tuanya sudah tidak mampu produktif lagi serta berisiko untuk
membutuhkan dukungan yang jauh lebih tinggi sebelum cucunya menjadi dewasa. Kurangnya
kemampuan dalam finansial, dan perilaku yang konsumtif juga merupakan sebab
terjadinya generasi ini.
Cara Meminimalisir Terjadinya Generasi Sandwich
Mengelola keuangan dengan bijak. Hal ini tentu harus dilakukan
sejak muda. Sebagai anak muda, setidaknya kita harus memiliki kesadaran
finansial serta perencanaan finansial jangka panjang. Selain mencukupi
kebutuhan, mungkin kita juga akan memerlukan tabungan, dana darurat, dan
mungkin juga aset aset lainnya. Kita juga perlu untuk mengurangi gaya hidup
konsumtif serta menyiapkan dana pendidikan untuk anak.
Selain hal itu, dalam masalah finansial, setidaknya juga memiliki
penghasilan yang cukup dan tidak dari satu sumber penghasilan saja terlebih
lagi dari passive income. Ini mungkin akan sangat berguna ketika kita
sudah berusia tua, di mana kondisi fisik sudah tidak memungkinkan untuk bekerja
sekeras ketika masih berusia muda.
Hal penting lain yang tidak boleh terlupakan untuk meminimalisir
hal ini adalah komunikasi. Yaitu, mengomunikasikan tentang hal apa saja yang
dibutuhkan serta hal apa saja, atau bantuan apa saja yang bisa kita berikan. Selain
berkomunikasi kepada pihak yang kita tanggung, kita juga perlu mengomunikasikan
hal ini kepada kerabat atau saudara kandung yang bisa kita ajak untuk
bersama-sama untuk menanggung kebutuhan orang tua atau mertua. Mulailah membuka
pembicaraan secara baik dan nyaman, agar tidak ada kesalahpahaman yang terjadi.
Dan untuk generasi selanjutnya, kita dapat memberikan pengajaran
atau edukasi kepada anak untuk belajar menabung dan mandiri, khususnya dalam
hal finansial.
Semoga, kita dan generasi setelah kita tidak menjadi generasi sandwich
selanjutnya, bahkan menjadi orang tua (generasi atas) yang diibaratkan sebagai
roti penghimpit untuk anak cucu kita!